Perlu ga sich sebenernya?...Pre Nuptial Agreement....itu loh...Perjanjian Pra-Nikah, jadi kalo ada pasangan yang baru mau merit biasanya mereka buat satu perjanjian yang mengikat keduanya. Lazimnya, yang diatur dalam perjanjian pra-nikah itu adalah harta gono-gini, jadi kalo sampai [amit-amit sich] pasangan ini nantinya bercerai keduanya berhak atas harta yang dihasilkan selama pernikahan itu...
Sebenernya yang mau aku angkat disini tuch bukan masalah harta gono-gini. Aku ga terlalu percaya bahwa ada orang yang akan demikian serakahnya atau pelitnya sehingga mempermasalahkan materi setelah mereka cerai, seakan ga ada lagi yang harus mereka pikirkan...seperti rasa kehilangan, cinta, sayang, anak dan banyak lagi yang jauh lebih penting dibandingkan cuma sekedar mempermasalahkan materi.
Akhir-akhir ini kita pastinya sudah hampir bosan denger cerita tentang perceraian Ray Sahetapy-Dewi Yull; perceraian Itje Trisnawati - Eddy Sud atau pisah ranjangnya Dewi Sandra - Surya Saputra atau mungkin cerita poligami para komidian Indonesia...yang ternyata banyak yang punya istri lebih dari satu....dan rata-rata itu terjadi ketika mereka semua sedang berada di puncak popularitas...or at least, ketika karier mereka menanjak....
Semua hal diatas kadang membuat saya berpikir....pada awal mereka menikah,apa ya yang mereka pikirkan ??...Pastinya kan semua yang baik-baik...berjanji sehidup semati....setia sampai kapan pun....bersama-sama membangun hidup baru...susah senang ditanggung bersama. Namun justru ketika hidup mulai terasa enak...berubah deh semuanya..biasanya para lelaki ingin-nya lebih...dari mulai punya materi lebih sampai punya keluarga lebih.....walaupun banyak juga sich yang ga kayak gitu...[but since we are talking about the one who did have a second family or the third or the fourth...so...let's just talk about that one ok?...]....
Aku ngerti sich..bahwa yang berubah itu ga selalu yang lelaki...yang perempuan juga pasti berubah....mungkin jadi lebih menuntut...atau lebih cuek akan penampilan..tapi semua itu kan bisa dibicarakan...selama selalu terbuka dan berusaha untuk jujur pada pasangan mungkin semua masalah bisa dicarikan jalan keluarnya...[remember...two heads are better than one...]
Keterbukaan dan kejujuran itu merupakan kunci sukses dalam kehidupan berkeluarga....kadang aku suka ga ngerti deh..sama orang yang bilang..semakin sedikit pasangan mereka tau...semakin baik...jadi mereka hanya memberitahu yang "perlu diberitahu"...walaupun itu ga berarti mereka berbohong sama pasangannya, cuma cerita sebagian kecil aja....
Kalo menurut aku..kalo kita sudah komit sama satu orang...sudah berjanji akan setia selamanya...kita harus berusaha sejujur mungkin terhadap pasangan kita....[untuk hal yang satu ini...aku terus terang angkat topi untuk pasangan Ray Sahetapi - Dewi Yull, yang mengusung tinggi kejujuran dalam kehidupan berumahtangga mereka....sekalipun harus pahit sekali dan akhirnya berakhir dalam perceraian karena ternyata kejujuran itu mengungkapkan bahwa mereka tidak sepaham soal poligami]
Memang sich...sepertinya mudah aja...kalo kita bicara soal kejujuran...karena sebenarnya....ga cuma berbicara jujur aja yang susah...menerima kejujuran itu juga mungkin lebih susah lagi....karena ga semua kejujuran itu selalu memberikan hasil yang yang diharapkan...mungkin malah sakit hati yang dihasilkan dari kejujuran itu....tapi kan setidaknya dengan biasa jujur....kita sudah mempersiapkan diri terhadap segala kemungkinannya....
Perjanjian pra-nikah yang aku mau angkat disini itu mungkin lebih pada komitmen awal...untuk selalu setia dan bersama....kalo bisa selama jiwa dikandung badan....untuk selalu saling mencinta, saling memotivasi, saling mendukung, saling menghargai terhadap satu dengan lainnya.
Aku juga ngerti..bahwa keadaan pasti berubah...seperti yang aku bilang diatas....pasti akan ada yang berubah.....tapi kalo kita balik dan mengingat kembali Perjanjian Pra Nikah dulu...komitmen awal sebelum kita menikah....ingat...waktu kita mengikat janji dulu....kita sama-sama berucap...for better and for worse....saya percaya...semua masalah yang dihadapi pasti bisa diselesaikan....cepat atau lambat...
Mungkin yang baca tulisan ini bilang....aduh...naif bener sich.....sok ideal....tapi bila memang bisa dijalankan...kenapa kita harus milih ngejalanin hidup yang bisa bikin orang-orang sakit hati..??...karena sebenernya...dalam agama pun telah dijelaskan...bahwa beristri lebih dari satu itu adalah jalan paling akhir yang dapat ditempuh....dan juga ga segampang seperti yang dikira karena persyaratannya juga sulit....jadi..kalo orang-orang bilang...kan Nabi Muhammad SAW juga melakukan itu......please dong...bercermin...apakah tingkah laku dan keimanan mereka itu memang sudah sama dengan beliau....pasti-nya kan engga....kalau gitu...jangan minta the same privilege....gitu...
Sebenernya, kalau kita berdebat soal masalah poligami...susah deh...ga akan selesai...karena cara memandang masalahnya pasti berbeda, jadi kan pasti susah....makanya kalau menurut saya....Perjanjian Pra Nikah itu perlu, walaupun tidak dibuat seperti layaknya kontrak perjanjian pra nikah....setidaknya untuk menjadi dasar bagi setiap pasangan yang akan menikah...jadi bila mereka sampai dihadapkan pada persoalan seperti ini, mungkin mereka bisa mengingat kembali...apa sich yang mendasari pernikahan mereka pada awal dulu.......dan semoga dengan mengingat kembali perasaan itu...bisa membuat mereka sadar..."LoVe Is aLL It TaKeS"....